BRMP dan IRRI Perkuat Arah Baru Kolaborasi Inovasi Padi Nasional
Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian menerima kunjungan Direktur Jenderal International Rice Research Institute (IRRI) Dr. Yvone Pinto pada 16 November 2025 di Aula BRMP Tanaman Pangan, Bogor. Pertemuan strategis yang dipandu oleh Dr. Nuning Argo Subekti ini dihadiri jajaran pimpinan, yakni Kepala BRMP Tanaman Pangan Dr. Haris Syahbuddin, Sekretaris Badan Sekretariat BRMP Husnain, Ph.D, Peneliti Utama BRIN sekaligus Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Peningkatan Produksi Pertanian Prof. Hasil Sembiring, Dr. Yvonne Pinto selaku Direktur Jenderal IRRI, Senior Scientist Kazuki Saito, Ph.D, Manager-Digital Agriculture Benedict Jardinero, serta Assistant Manager-Stakeholder Engagement and Capacity Development Iris Bugayong. Kegiatan ini menjadi ajang penguatan kolaborasi berbasis sains, inovasi varietas padi, dan integrasi digital agriculture, sekaligus menjadi bagian dari rangkaian kerja sama jangka panjang Indonesia–IRRI yang telah berlangsung sejak 1960-an.
Dalam paparannya, Dr. Haris Syahbuddin menegaskan posisi BRMP Tanaman Pangan sebagai focal point nasional kolaborasi dengan IRRI, khususnya dalam pengembangan inovasi padi dan digital agriculture. Ia menyoroti kontribusi historis IRRI terhadap Indonesia, termasuk lebih dari 341 varietas padi yang telah dilepas pada periode 1980–2017, di mana 210 di antaranya merupakan progeni hasil riset IRRI. Menurut Dr. Haris, kontribusi tersebut menjadi bukti nyata bahwa kerja sama riset jangka panjang mampu memberikan dampak langsung bagi petani, produktivitas, serta ketahanan pangan nasional. Ia juga menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian tengah mendorong percepatan modernisasi pertanian melalui digitalisasi rekomendasi, mekanisasi, dan penguatan sistem perbenihan. Karena itu, penyelesaian MoU IRRI–Indonesia menjadi prioritas mendesak demi memastikan keberlanjutan program yang berjalan.
Husnain, Ph.D turut memaparkan kapasitas dan kapabilitas BRMP dalam mendukung modernisasi pertanian. Ia menjelaskan bahwa BRMP memiliki 160 laboratorium, 4.721 hektare lahan percobaan, 15.000 aksesi genbank, serta Rice Seed Center berkapasitas 1.000 ton yang menjadikan BRMP sebagai pusat pengembangan varietas unggul dan teknologi pertanian modern. Dengan mandat mencakup perakitan varietas, perekayasaan pertanian, pengujian, sertifikasi, standardisasi, hingga diseminasi, BRMP siap memperluas kolaborasi dengan IRRI dalam bidang mekanisasi, inovasi presisi, germplasm unggul, serta integrasi platform digital untuk meningkatkan akurasi layanan rekomendasi bagi petani.
Selanjutnya Prof. Hasil Sembiring mewakili BRIN menyampaikan bahwa pemerintah telah menetapkan empat pilar utama pembangunan nasional, yakni ketahanan pangan, nutrisi, energi terbarukan, dan hilirisasi, yang seluruhnya menempatkan padi sebagai komoditas strategis. BRIN memprioritaskan riset terkait precision agriculture, Alternate Wetting and Drying (AWD), Slow Release Fertilizer (SRF), mitigasi emisi pertanian, ratooning, biochar, serta pengembangan genome editing untuk menjawab tantangan iklim dan kebutuhan produktivitas tinggi. Ia menegaskan bahwa banyak prioritas tersebut memiliki irisan langsung dengan riset IRRI, sehingga kolaborasi perlu diperdalam melalui uji multilokasi, pertukaran data, dan penyelarasan agenda penelitian berbasis kebutuhan nasional.
Mengakhiri sesi presentasi, Dr. Yvonne Pinto menjelaskan transformasi IRRI sebagai lembaga riset global yang kini bergerak pada persimpangan sains, keberlanjutan, dan pertumbuhan. IRRI bergeospasial. Ia menyampaikan bahwa Indonesia merupakan mitra strategis dalam pengembangan varietas masa depan dan membuka peluang kolaborasi pada akses germplasme learning, dan data geospasial. Ia menyampaikan bahwa Indonesia merupakan mitra strategis dalam pengembangan varietas masa depan dan membuka peluang kolaborasi pada akses germplasm, penelitian klinis nutrisi, serta pengembangan varietas premium untuk pasar regional. Dr. Pinto juga mendorong Indonesia untuk menyusun daftar prioritas kerja sama sebagai dasar tindak lanjut pertemuan teknis yang akan datang.
Rangkaian kegiatan diakhiri dengan welcoming dinner yang dipimpin oleh Prof. Fadjry Djufry, Kepala Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian. Suasana hangat dan penuh keakraban memperkuat hubungan institusional maupun personal antara Indonesia dan IRRI. Pertemuan ini sekaligus menegaskan kembali semangat kedua pihak untuk memasuki fase baru penguatan kerja sama berbasis sains, teknologi, dan modernisasi pertanian demi mendukung ketahanan pangan nasional serta peningkatan kesejahteraan petani Indonesia.